Air Asia Indonesia Milik Siapa? Sosok ayah Ryan Harris dikenal pengusaha sukses terkenal super Crazy Rich
farih.co.id – Baru-baru ini sosoknya viral di media sosial usai menggelar pernikahan mewah bersama putra bos Air Asia Indonesia, Ryan Harris.
Resepsi pernikahan berlangsung di Grand Ballroom The Westin, Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu, 18 November 2023.
Pernikahan mereka membuat heboh jagat maya karena banyak mengundang bintang tamu ternama dan mempersembahkan cinderamata mentereng.
Namun yang lebih menarik adalah latar belakang orang tua Ryan Harris yang membuatnya dikenal sebagai “orang kaya gila” asal Surabaya.
Baca Juga: Jarang Diketahui! 3 Keuntungan Menggunakan WhatsApp Web Lewat Laptop atau PC, Bermanfaat Sekali!
Ryan Harris merupakan anak dari Pin Harris, salah satu bos di PT AirAsia Indonesia Tbk.
Pin Harris, ayah mertua Gwen Ashley, tidak hanya dikenal sebagai pengusaha sukses, tetapi juga memiliki sejarah bisnis yang cukup panjang dan menarik.
Profil Harris Pin
Pin Harris, sebagai ayah dari Ryan Harris, memiliki reputasi sebagai pengusaha kaya raya asal Surabaya dan menjabat sebagai Komisaris PT Indonesia AirAsia (IAA).
Kiprahnya di dunia penerbangan dimulai pada tahun 1999 ketika ia berhasil mengakuisisi seluruh saham Air Wagon International (Awair).
Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi WhatsApp Web Tidak Bisa Terbuka. Mudah dan jangan khawatir!
Awair kemudian bergabung dengan AirAsia di Indonesia setelah bangkrut dua tahun kemudian.
Sebelum terjun ke bisnis penerbangan, Pin Harris merupakan seorang pengusaha di bidang pertambangan minyak dan gas.
Pengalaman bisnisnya bermula dari penggabungan bisnis keluarganya yang dijalankan oleh orang tuanya, Eng Harris dan Unn Harris.
Meski sempat mengalami kendala di awal tahun 2000an, Pin Harris berhasil bangkit pada tahun 2004 dengan menjalin kerjasama dengan AirAsia Bhd Group di bawah kepemimpinan CEO Tony Fernandes.
Sebagai Komisaris PT Indonesia AirAsia (IAA), Pin Harris memiliki kepemilikan saham sebesar 20 persen.
Kolaborasi yang sukses dengan AirAsia turut membantu kebangkitan PT Awair International pada tahun 2004 dengan dukungan 49 persen saham PT AirAsia International Ltd.
Dalam perkembangan persaingan bisnis penerbangan yang semakin ketat, PT Awair International kemudian berganti nama menjadi PT Indonesia AirAsia pada bulan Agustus 2005, mengikuti jejak kesuksesan PT Thai AirAsia di Thailand.
Meski menghadapi tantangan berat, seperti tragedi AirAsia pada Minggu 28 Desember 2014 yang berdampak pada bisnis keluarga Pin Harris, kegigihan dan upaya keras mereka berhasil memulihkan kepercayaan masyarakat.
Kejadian ini memaksa mereka berjuang dengan penuh dedikasi untuk menjaga reputasi bisnisnya.**