Farih.co.id
Home umum Contoh Makalah Diabetes Melitus Singkat, Padat, Jelas

Contoh Makalah Diabetes Melitus Singkat, Padat, Jelas

BAB I PENDAHULUAN 4

Meningkatnya jumlah penderita diabetes melitus tentunya perlu diwaspadai karena dapat menjadi beban bagi penatalaksanaan kesehatan di kemudian hari. Contoh makalah diabetes melitus ini bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai manajemen diri penderita agar gula darah tetap terkendali.

Makalah Diabetes Mellitus Manajemen Mandiri Pengendalian Penderita Diabetes

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN

Picsart 23 12 23 10 23 06 017 e1703504426612

1. Latar Belakang

Diabetes melitus atau DM merupakan suatu kelainan metabolisme kronis pada tubuh yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi kadar gula normal. Hal ini disebabkan karena tubuh tidak mampu menggunakan atau melepaskan hormon insulin yang berguna untuk memetabolisme kadar gula darah.

Kadar glukosa darah yang tinggi dapat menyebabkan berbagai kerusakan pada organ tubuh lainnya seperti kerusakan mata, penyakit jantung, sistem saraf, stroke, bahkan kebutaan.

Indonesia sendiri saat ini menempati peringkat ke 5 dalam daftar negara dengan penderita diabetes terbesar di dunia. Pada tahun 2021, tercatat lebih dari 19 juta orang di Indonesia menderita diabetes.

Meningkatnya jumlah penderita diabetes melitus tentunya perlu diwaspadai karena dapat menjadi beban bagi penatalaksanaan kesehatan di kemudian hari.

Untuk itu, program manajemen diri atau perawatan diri penderita diabetes melitus dianjurkan guna meningkatkan kemampuan dan kesadaran individu dalam mencegah penyakit diabetes melitus, meningkatkan mutu kesehatan, dan mengatasi penyakit diabetes melitus.

3. Tujuan Makalah ini

Tulisan ini bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai program manajemen mandiri diabetes melitus agar setiap individu masyarakat mengetahui cara meningkatkan kualitas kesehatan dan mengendalikan penyakit akibat diabetes melitus.

BAB II PEMBAHASAN

BAB II PEMBAHASANBAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Diabetes Mellitus

Diabetes melitus atau DM merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia kronis atau peningkatan kadar gula darah dalam tubuh hingga melebihi batas normal. Diabetes melitus terjadi karena tubuh mengalami kelainan pada kinerja insulin dan sekresi insulin.

Diabetes melitus dapat menyerang berbagai kalangan masyarakat di seluruh dunia namun umumnya didominasi oleh kelompok usia lanjut atau lanjut usia. Banyak kasus dimana penderita diabetes tahap awal tidak sadar bahwa dirinya mengidap diabetes hingga 7 tahun karena penyakitnya yang tidak terdeteksi.

Gejala umum penderita diabetes adalah rasa haus yang berlebihan, berat badan turun drastis, dan sering buang air kecil di malam hari. Gejala lain yang biasa dialami penderita diabetes adalah menurunnya gairah seksual, rasa kesemutan pada jari kaki dan tangan, gatal-gatal, cepat lapar, luka yang sulit disembuhkan.

2. Memahami Program Manajemen Diri Diabetes

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan program manajemen diri atau perawatan diri yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap individu dan masyarakat mempunyai kemampuan dan kesadaran untuk mencegah penyakit, meningkatkan kualitas kesehatan dan mengatasi penyakit, baik dengan bantuan alat-alat kesehatan. layanan kesehatan atau tidak.

Salah satu bentuk self-management atau perawatan diri yang dianjurkan adalah self-management diabetes. Program ini berisi hal-hal yang harus dilakukan pasien diabetes secara mandiri sepanjang hidupnya terkait dengan pengelolaan diabetes.

Manajemen diri diabetes merupakan tanggung jawab penuh setiap pasien diabetes yang bertujuan untuk mengatur kadar glukosa darah. Untuk memaksimalkan upaya pengendalian glukosa darah dan diabetes, program manajemen mandiri diabetes harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa program yang termasuk dalam manajemen diri diabetes, seperti rutin berolahraga (olahraga), mengatur pola makan (diet), dan pengobatan.

C. Program Manajemen Diri Diabetes

Program manajemen diri yang utama pada penderita diabetes adalah pengaturan pola makan atau pola makan. Bagi penderita diabetes, jumlah kalori dalam makanan yang dikonsumsi harus diperhitungkan dengan ketat.

Bahkan bagi mereka yang menjalani terapi insulin, waktu makan dan waktu pemberian insulin harus ditentukan dengan cermat. Prinsip kepatuhan pola makan bagi penderita diabetes melitus antara lain jumlah yang tepat, jenis yang benar, dan jadwal pemberian yang benar.

Penderita DM disarankan makan lebih sering namun dalam porsi kecil. Tujuannya adalah untuk memastikan jumlah asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh merata sepanjang hari dan tidak menyebabkan lonjakan atau penurunan kadar glukosa secara tiba-tiba. Jumlah asupan energi yang disarankan adalah kalori basal sebesar 25-30 kkal/kg BB.

Makanan yang dikonsumsi harus seimbang dan memenuhi kebutuhan gizi karbohidrat, lemak, protein hewani dan nabati, serta serat.

Penderita diabetes melitus harus mengikuti jadwal makan yang tetap untuk mengoptimalkan reaksi insulin dan terapi pengobatan yang selaras dengan jadwal makanan yang masuk ke dalam tubuh. Penderita juga tidak cukup hanya diberikan makanan berat saja namun juga diberikan makanan ringan berupa snack untuk mencegah terjadinya hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah.

Jadwal makannya dibagi menjadi 6 waktu dengan interval seimbang mulai jam 6 pagi hingga maksimal jam 10 malam. Dietnya terdiri dari 3 kali makan berat dan 3 kali makan ringan atau snack. Berikut jadwal makan yang dianjurkan:

Sarapan: 06.00 – 07.00

Camilan pagi: 09.00 – 10.00

Makan siang: 12.00 – 13.00

Camilan sore: 15.00 – 16.00

Makan malam: 18.00 – 19.00

Camilan malam: 21.00 – 22.00

Olahraga atau latihan fisik juga dianjurkan bagi penderita diabetes melitus, meski manfaat yang dirasakan mungkin berbeda pada penderita DM tipe 1 dan DM tipe 2. Efek yang dirasakan melalui olahraga juga bersifat individual pada setiap orang.

Latihan fisik bagi penderita DM tipe 2 mempunyai manfaat untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Pasalnya, saat Anda berolahraga, sensitivitas insulin meningkat sehingga lebih banyak glukosa darah yang ditransfer ke sel.

Pasien disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai jenis olahraga yang sesuai, frekuensi olahraga, durasi dan intensitas. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga aerobik untuk melatih jantung, seperti bersepeda, jalan kaki, berenang, dan jogging.

3. Terapi Obat Antidiabetik Oral

Terapi pertama yang akan diberikan pada penderita diabetes adalah pemberian obat antidiabetes oral melalui mulut. Setidaknya ada 5 jenis obat antidiabetik oral yang umum diberikan, seperti sulfonilurea, obat penghambat alfa glukosidae, glinida, obat biguanida, dan thiazolidinediones.

Obat-obatan ini memiliki kinerja yang berbeda-beda meskipun tujuan utamanya adalah menurunkan atau menormalkan kadar glukosa darah. Thiazolidinediones sendiri merupakan obat yang berguna untuk meningkatkan kinerja insulin.

Penentuan obat mana yang tepat sebaiknya didiskusikan dengan dokter. Dokter nantinya akan meresepkan obat dan dosisnya sesuai dengan kondisi fisiologis tubuh, kadar glukosa dan lain sebagainya.

4. Terapi Insulin

Salah satu bentuk pengobatan pasien diabetes adalah terapi insulin. Terapi insulin diberikan jika pengobatan kombinasi oral tidak berhasil mengobati diabetes.

Aturan pengobatan insulin pada pasien dewasa dan pasien lanjut usia sebenarnya sama, namun pasien lanjut usia memiliki faktor risiko hipoglikemia yang lebih tinggi sehingga pengobatannya lebih sulit.

Jenis insulin yang diberikan dan frekuensi pemberiannya berbeda-beda pada setiap orang. Pasien biasanya akan diberikan insulin kerja sedang pada tahap awal. Kemudian pasien diberikan insulin short-acting yang berguna untuk menurunkan kadar glukosa pasien setelah makan.

BAB III PENUTUP

SEBUAH KESIMPULAN

Jumlah penderita diabetes di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Faktanya, penderita diabetes saat ini banyak berasal dari kalangan muda.

Untuk mengatasi penyakit diabetes melitus, para ahli kesehatan menyarankan adanya program manajemen mandiri yang dilaksanakan dan diawasi secara mandiri oleh penderitanya. Program manajemen diri meliputi rutinitas latihan fisik (olahraga), pengaturan pola makan (diet), dan pengobatan.

B. SARAN

Kampanye edukasi mengenai program manajemen mandiri diabetes melitus perlu digalakkan mengingat jumlah penderita DM yang terus meningkat di Indonesia dari tahun ke tahun.

Jumlah penderita diabetes di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Faktanya, penderita diabetes saat ini banyak berasal dari kalangan muda. Makalah diabetes melitus ini menjelaskan pentingnya manajemen diri bagi penderita diabetes dan program yang harus dilaksanakan untuk menjaga hidup sehat.

Baca juga:

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad