Sejarah Pacitan, Asal mula kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur berasal dari buah mengkudu dan wetan

farih.co.id – Kabupaten Pacitan merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur dengan ibukotanya Pacitan.
Asal usul nama Pacitan berasal dari bahasa Jawa yaitu Pacewetan Pace yang berarti buah mengkudu dan wetan yang berarti arah mata angin yang artinya timur.
Kisah asal usul Pacitan tertuang dalam sebuah karya sastra Jawa berjudul Babad Tanah Pacitan.
Namun cerita lain, menurut Babat Pacitan, nama Pacitan berasal dari kata “Pacitan” yang artinya jajanan, enak, tambul, yaitu makanan kecil yang tidak mengenyangkan.
Baca Juga: PROFIL Biodata Hadi Zulkarnain, Pacar Shintia Indah Permatasari yang Gagal Menikah Diduga Karena Uang Panai
Pasalnya, wilayah Pacitan merupakan wilayah berpendapatan rendah sehingga kebutuhan pangan warganya tidak tercukupi.
Berikut sejarah lengkap Kabupaten Pacitan.
Pada tahun 1746 – 1755 terjadi perang Mangkubumen atau Perang Palihan Nagari. Pangeran Mangkubumi Putra Amangkurat IV Raja Kasunanan Kartasura berperang melawan VOC, ia melarikan diri ke Pacitan.
Saat melarikan diri, keadaan Pangeran Mangkubumi sangat lemah sehingga ia diberi minuman dari buah pace yang sudah masak oleh pelayannya yang bernama Setraketipa.
Baca juga: Jadwal Acara MOJI TV, RCTI dan SCTV Hari Ini 19 November 2023, Termasuk DIVISI UTAMA PRIA LIVOLI
Minuman buah Pace telah direndam dalam buah kelapa, dan seketika itu juga tenaga Pangeran pulih kembali.
Daerah tersebut kemudian dikenang sebagai Sapengetan dan sering disingkat dengan kata pace-tan yang akhirnya menjadi Pacitan.
Setelah pulihnya kekuasaan Pangeran Mangkubumi, akhirnya ia berhasil merebut dan menguasai Kartasura bagian barat dan menjadi raja pertama di Kesultanan tersebut.
Yogyakarta dengan gelar Sri Sultan Hamengkubuwana I pada tahun 1755 berdasarkan perjanjian Giyanti.
Pada tahun 1757 Setreketipa kemudian diangkat menjadi Tumenggung atau Bupati di Pacitan dengan gelar Raden Tumenggung Setrowidjojo I.
Kabupaten Pacitan juga menyimpan banyak sejarah bagi masyarakat Indonesia
Pertama pada tahun 1949 pada masa Agresi Militer Belanda yang kedua, dimana Panglima Jenderal Soedirman memimpin gerilyawan di wilayah Kabupaten Pacitan selama tiga bulan, yang menurut catatan sejarah merupakan persinggahan terlama bagi sang Jenderal.
Pada tahun yang sama, di wilayah Pacitan Barat juga terjadi kontak fisik, yakni ketika sejumlah relawan Partai Republik menghadang pasukan Belanda yang hendak memasuki Kota Pacitan melalui jalur tersebut.
menghubungkan Pacitan dengan Yogyakarta dan Surakarta, sehingga pertempuran mau tidak mau mengakibatkan terkikisnya sejumlah pasukan.
Di tempat terjadinya perang tersebut dibangun sebuah monumen yang diberi nama Monumen Palagan Tumpak Rinjing.
Kini Kabupaten Pacitan telah berkembang cukup pesat, dengan luas wilayah sekitar 1390 km2. Kabupaten ini terletak di ujung barat daya Provinsi Jawa Timur, berbatasan dengan Kabupaten
Ponorogo di Utara, Kabupaten Trenggalek di Timur, Samudera Hindia di Selatan, dan Kabupaten Wonogiri di Barat.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Pacitan merupakan pegunungan kapur.
Kabupaten yang diresmikan pada 19 Februari 1745 ini terdiri dari 12 kelurahan, 5 kelurahan, dan 166 desa.**