Farih.co.id
Home Smartphone 5 Dampak Kecanduan Game Online pada Remaja dan Dewasa

5 Dampak Kecanduan Game Online pada Remaja dan Dewasa

DAMPAK KECANDUAN GAME ONLINE
DAMPAK KECANDUAN GAME ONLINE

Namun disisi lain ada juga dampak negatif yang ditimbulkan dari memainkan game Moba ini. Yuk simak beberapa dampaknya dari berbagai sisi!

Dampak Kecanduan Game Online pada Remaja dan Dewasa

1. Lupa waktu dan melalaikan kewajiban

Seperti yang kita ketahui, game Moba akan mempertemukan dua tim dengan jumlah pemain 3-5 orang untuk bermain secara bersamaan dalam satu arena. Jika pertarungannya cukup sengit, durasi permainannya juga bisa dibilang cukup lama, bahkan bisa bertahan hingga setengah jam dalam sekali bermain.

Oleh karena itu wajar jika game bergenre moba ini membuat penggunanya sering lupa waktu dan melalaikan kewajiban. Pada level tertentu, pengguna mungkin akan merasa ketagihan hingga ingin terus bermain lagi dan lagi.

Pada akhirnya pekerjaan, studi, ibadah dan kewajiban lainnya menjadi terganggu.

2. Mata menjadi cepat rusak

Tidak bisa dipungkiri bahwa memainkan game Moba memerlukan konsentrasi yang cukup tinggi untuk memenangkan pertandingan. Hal ini pun membuat mata pengguna selalu tertuju pada layar smartphone selama beberapa waktu, bahkan berkedip pun terkesan lebih jarang dari biasanya.

Jika durasi bermainnya lama dan tanpa henti, biasanya mata akan terkena dampaknya secara langsung.

Hal ini juga pernah saya rasakan, ketika bermain Mobile Legends tanpa istirahat yang cukup, mata saya menjadi gatal, perih dan perih sekali.

Saat aku melihat layar smartphone lagi, mataku cepat berair dan sakit minta ampun. Hal ini tentu sangat tidak baik untuk kesehatan mata saya, maka dari itu saya memutuskan untuk mengurangi kebiasaan buruk tersebut.

Saya juga mendengar ada seorang anak yang matanya buta akibat terlalu sering bermain Mobile Legends. Meski belum diketahui benar atau tidaknya, namun kabar ini patut menjadi peringatan bagi kita semua untuk berhati-hati dalam bermain game. Entah itu game Moba atau game lainnya, jika mata lelah, berhentilah dulu. Jangan dipaksakan, karena itu demi kebaikan kita juga.

3. Kurang tidur

Bagi para gamers yang memiliki rutinitas kerja yang padat, malam hari mungkin merupakan waktu yang paling tepat untuk bermain game. Sayangnya, mungkin mereka lupa waktu dan bermain hingga subuh.

Bahkan, mereka juga harus berangkat kerja pada pagi hari. Ada juga yang bolos kerja karena bangun kesiangan. Hal seperti ini tentu tidak baik, apalagi jika dilakukan terus menerus dan mengulangi kebiasaan yang sama.

4. Emosional dan suka berkelahi

Menurut saya ini mungkin menjadi masalah bagi sebagian besar gamer. Banyak gamer yang terbawa suasana karena ada sesuatu yang mengganggu, seperti pemain yang ‘noob’, tim tidak bersatu, ada yang afk, atau internet yang lag. Dari sinilah terkadang keluar kata-kata kasar dan tidak sopan.

Sisi buruk ini mungkin juga akan berdampak pada seringnya seseorang bertengkar dengan pasangannya. Karena selalu lupa waktu untuk bermain game, mereka lupa menyampaikan kabar kepada pasangannya. Ketika ditanya tentang berita, mereka menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung dibandingkan biasanya.

Nah, apakah kamu pernah mengalaminya?

5. Anti-Sosialis

Manusia merupakan makhluk sosialis, namun sepertinya istilah tersebut sudah tidak tepat lagi jika kita sibuk bermain gadget. Kita seakan-akan menjauhi orang-orang yang dekat, padahal mereka berada tepat di depan kita. Sibuk dengan dunia sendiri, tanpa memperhatikan keadaan sekitar.

Karena begitulah teman atau orang yang sedang nongkrong jadi terabaikan. Bahkan dalam situasi sibuk sekalipun, tidak jarang sebagian dari kita masih menyempatkan diri untuk memainkan satu atau dua pertandingan. Wah, itu serius!

Baca juga: Cara Mengatasi Kecanduan Main Game Online

Sebagai penutup, saya rasa tidak semua gamer mengalami dampak di atas. Namun menurut saya, masih banyak dari kita yang belum bisa memainkan permainan tersebut dengan baik. Masih suka ceroboh dalam banyak hal, sehingga menganggap remeh hal yang lebih penting.

Bermain game sebenarnya boleh-boleh saja, asalkan mengetahui situasi dan kondisinya. Asalkan Anda tahu kewajiban Anda dan tahu kapan waktunya berhenti, bukan sebaliknya.

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad