5 Contoh Kolaborasi Guru Dengan Murid dalam Penerapan Project P5 Kurikulum Merdeka
Table of content:
- 1. Proyek Pengelolaan Sampah untuk Mewujudkan Lingkungan Bersih
- 2. Proyek Pembuatan Kebun Sekolah untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan
- 3. Proyek Pembuatan Konten Kreatif Tentang Kearifan Lokal
- 4. Proyek Penelitian Sosial: Observasi Kehidupan Masyarakat Sekitar
- 5. Proyek Seni Kolaboratif: Mural Profil Pelajar Pancasila
- Penutup
farih – Kurikulum Merdeka yang diterapkan di Indonesia menekankan pada pengembangan kemampuan siswa melalui proyek dan pembelajaran kontekstual. Salah satu elemen penting dari Kurikulum Merdeka adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau dikenal dengan P5. P5 bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari siswa melalui pembelajaran yang berfokus pada pengembangan keterampilan hidup dan kerja kolaboratif.
Dalam penerapan proyek P5, peran guru sebagai fasilitator sangat krusial, begitu juga kolaborasi aktif antara guru dan murid. Kerja sama ini mampu menciptakan suasana belajar yang dinamis dan menyenangkan, serta mendorong murid untuk terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran. Berikut adalah lima contoh kolaborasi guru dengan murid dalam penerapan proyek P5 Kurikulum Merdeka.
1. Proyek Pengelolaan Sampah untuk Mewujudkan Lingkungan Bersih
Salah satu tema yang sering diangkat dalam proyek P5 adalah kebersihan lingkungan. Guru dan murid dapat berkolaborasi dalam proyek pengelolaan sampah di sekolah. Dalam proyek ini, guru bertugas memberikan bimbingan terkait jenis-jenis sampah, cara pengelolaan, serta pentingnya daur ulang. Sementara itu, murid berperan aktif dalam mengidentifikasi masalah sampah di sekolah, merancang solusi, dan melaksanakan aksi nyata.
Sebagai contoh, murid dapat membentuk kelompok-kelompok kecil untuk melakukan audit sampah di sekitar sekolah. Mereka kemudian menganalisis data yang didapat, dan dengan bantuan guru, mereka merancang sistem pemilahan sampah organik dan anorganik. Selanjutnya, murid-murid dapat membuat poster edukatif tentang daur ulang yang akan dipajang di sekitar sekolah. Guru juga mendukung murid dalam presentasi proyek ini kepada pihak sekolah dan komite orang tua.
Kolaborasi ini tidak hanya melibatkan aspek kognitif seperti analisis data, tetapi juga mengasah keterampilan sosial dan tanggung jawab murid terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Proyek Pembuatan Kebun Sekolah untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan
Proyek kedua yang bisa dilakukan adalah pembuatan kebun sekolah dengan tema ketahanan pangan. Guru dan murid bisa bekerja sama untuk menciptakan kebun kecil di area sekolah yang bisa digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan seperti sayuran atau buah-buahan.
Guru di sini berperan sebagai fasilitator, memberikan panduan teknis terkait proses menanam, memilih tanaman yang cocok, serta cara merawatnya. Murid, di sisi lain, aktif dalam melaksanakan setiap tahapan proyek, mulai dari menyiapkan lahan, menanam bibit, hingga merawat tanaman tersebut.
Kolaborasi ini juga bisa melibatkan mata pelajaran lain. Misalnya, dalam pelajaran sains, guru bisa mengajarkan tentang fotosintesis dan ekosistem, sedangkan dalam matematika, murid dapat belajar mengukur luas lahan dan memperkirakan jumlah hasil panen. Dengan keterlibatan yang lebih luas ini, proyek kebun sekolah bisa menjadi sarana yang baik bagi murid untuk belajar secara interdisipliner.
Pada akhirnya, hasil panen dari kebun tersebut bisa dimanfaatkan oleh kantin sekolah atau dibagikan kepada warga sekolah. Ini memberikan dampak positif tidak hanya dalam hal pembelajaran, tetapi juga pada kesejahteraan komunitas sekolah.
3. Proyek Pembuatan Konten Kreatif Tentang Kearifan Lokal
Di era digital saat ini, kolaborasi antara guru dan murid dalam bidang teknologi juga sangat penting. Salah satu proyek menarik yang bisa dilakukan adalah pembuatan konten kreatif yang mengangkat tema kearifan lokal.
Guru dapat memfasilitasi murid dengan memberikan pengetahuan tentang pentingnya melestarikan budaya dan tradisi lokal. Selain itu, guru juga bisa mengajarkan dasar-dasar produksi konten seperti penulisan naskah, pengambilan gambar, dan editing video. Murid kemudian berperan aktif dalam proses kreatif, seperti mencari cerita atau tradisi lokal yang menarik untuk diangkat, membuat storyboard, hingga melakukan proses pembuatan konten tersebut.
Sebagai contoh, murid dapat membuat video dokumenter singkat tentang cerita rakyat atau tradisi upacara adat di daerah mereka. Kolaborasi ini tidak hanya melibatkan keterampilan teknologi dan kreativitas, tetapi juga membantu murid untuk lebih menghargai dan melestarikan budaya lokal.
Setelah proyek selesai, konten yang dibuat bisa diunggah ke platform media sosial sekolah, atau bahkan ditampilkan pada acara sekolah. Dengan cara ini, hasil kerja keras murid bisa diapresiasi oleh masyarakat luas.
4. Proyek Penelitian Sosial: Observasi Kehidupan Masyarakat Sekitar
Kolaborasi antara guru dan murid juga dapat dilakukan melalui proyek penelitian sosial. Salah satu tema menarik adalah melakukan observasi kehidupan masyarakat sekitar sekolah.
Guru bisa mengarahkan murid untuk melakukan penelitian sederhana tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Murid dapat melakukan wawancara dengan warga sekitar, mengamati interaksi sosial, atau bahkan mengumpulkan data melalui survei kecil-kecilan.
Peran guru di sini adalah membimbing murid dalam menyusun pertanyaan penelitian, mengajarkan teknik wawancara yang baik, serta membantu dalam analisis data. Murid kemudian bekerja sama untuk mengumpulkan data di lapangan, menganalisis temuan mereka, dan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk laporan atau presentasi.
Proyek semacam ini tidak hanya membantu murid memahami bagaimana nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam konteks nyata, tetapi juga melatih mereka untuk berpikir kritis, melakukan analisis sosial, serta mengasah keterampilan komunikasi.
5. Proyek Seni Kolaboratif: Mural Profil Pelajar Pancasila
Proyek terakhir yang bisa dilakukan adalah pembuatan mural kolaboratif yang mengangkat tema Profil Pelajar Pancasila. Guru dan murid dapat bekerja sama untuk menciptakan karya seni besar yang menggambarkan nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, toleransi, dan semangat kebangsaan.
Guru seni dapat memberikan arahan tentang konsep mural, teknik melukis, serta bagaimana menyatukan berbagai elemen seni dalam satu karya yang utuh. Sementara itu, murid-murid bekerja secara berkelompok untuk merancang dan melukis mural tersebut di dinding sekolah.
Proses pembuatan mural ini bisa menjadi sarana bagi murid untuk belajar bekerja sama dalam tim, mengekspresikan kreativitas mereka, dan memahami lebih dalam tentang nilai-nilai yang menjadi dasar dari Profil Pelajar Pancasila. Selain itu, hasil mural yang indah akan menjadi simbol kebanggaan bagi seluruh komunitas sekolah.
Penutup
Kolaborasi antara guru dan murid dalam proyek P5 Kurikulum Merdeka sangat penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Melalui berbagai proyek seperti pengelolaan sampah, kebun sekolah, pembuatan konten kreatif, penelitian sosial, hingga proyek seni mural, guru dan murid dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama sambil mengembangkan keterampilan penting bagi masa depan.